aku baru pulang dari perpus, aku langsung berhambur masuk ke
kosanku, tak sabar rasanya ingin cepat membaringkan tubuhku diatas kasur. Suara
kunci yang membuka pintu kamarku terdengar sedikit gaduh, membuat Renata, teman
kosanku, mengintip dibalik pintu kamarnya.
"Widiih,, jam segini baru pulang ngampus,, darimana aja rul?"
"Abis di perpus ren, eh, di jalan malah ketemu sama Vina, jadi
kebablasan ngobrol panjang lebar deh"
"Kamu mau beli makan keluar ga? Bareng yuu.."
"Ngga ah Ren, aku cape banget, mau langsung mandi terus tidur deh"
"Yee,, yaudah deh,, aku keluar dulu ya beli makan"
"Oke deh"
Namaku nurul, aku mahasiswa tingkat akhir di sebuah universitas negeri di
bandung. Kosanku berada di daerah geger kalong yang letaknya sangat strategis
menurutku. Selain dekat dengan kampus, banyak sekali pedagang disekitarnya. Dan
tentu saja banyak pula orang yang berlalu lalang di depan kosanku.
Malam itu tubuhku sangat lelah, usai membersihkan badan, aku langsung menarik
selimut dan mengambil posisi tidur. Baru beberapa menit aku tertidur, aku
mendengar suara ibu-ibu yang membangunkanku.
"Neng, gugah neng.. bantosan ibu neng.. gugah.." (neng, bangun ..
bantuin ibu neng.. bangun..)
Dalam hati aku bergerutu,
"berisik banget ih tetangga sebelah"
Dan tanpa membuka mataku, aku menghiraukan suara itu dan mencoba kembali tidur,
tapi suara itu makin jelas berdengung di telingaku,
"Neng, gugah neng.. bantosan ibu.. ibu hoyong uih .." ( neng.. bangun
neng.. bantuin ibu.. ibu mau pulang..)
Semakin ku abaikan, Suara lirih itu kian terdengar jelas, dengan nada yang
memelas dan sedikit terisak. aku langsung membuka mataku dan melihat ke
sekeliling kamarku, dan ternyata.. Astaga, di samping kasurku kini ada seorang
ibu-ibu, dengan posisi setengah tubuhnya menembus tembok dan dengan wajah yang
memelas, dia terus saja meminta bantuanku dengan melambaikan tangannya.
"Neng bantosan ibu neng,, ibu hoyong uih.." (neng bantuin ibu neng,,
ibu mau pulang)
Sontak aku kaget melihatnya, aku langsung berfikir untuk lari dari kamar dan
meminta bantuan orang-orang, tapi saat aku akan beranjak dari kasur, kulihat
aku menindih seseorang yang sedang tertidur di kasurku. Ketika kulihat wajahnya
"ASTAGA!! Ternyata orang yang tidur dikasurku itu adalah AKU sendiri?"
Aku kaget bukan kepalang, sementara itu, ibu-ibu yang daritadi meminta
bantuanku kini menarik tanganku dan.. dan.. ya tuhan,, aku diseret keluar
menembus tembok!! Kini aku berada di luar rumah, tepatnya di gang kecil yang
bersampingan dengan kamarku. Ibu-ibu itu terus menggenggam tanganku.
"Neng pang anteurkeun ibu ka daerah geger kalong hilir, komplek perumahan.
Ibu hoyong uih, ibu nyasar teu apal jalan. ibu tos milarian jalmi kamamana,
tapi cuma neng nu tiasa ngabantosan, tulungan ibu neng.. anteurkeun ibu
uih.."
(Neng antarkan ibu ke daerah geger kalong hilir, komplek perumahan. Ibu mau
pulang, ibu sudah mencari orang kemana-mana, tapi hanya neng yang bisa
membantu, tolong ibu.. antarkan ibu pulang)
"Ini udah malem bu, ibu naik angkot aja dari sini sekali.."
"Ibu mohon, antarkan ibu pulang, ibu gatau jalannya neng.."
"I..iya bu., tapi saya mau ganti baju dulu.."
"Tak ada waktu lagi,, antarkan ibu pulang, neng.."
"Yaudah, saya anterin tapi saya mau pake sendal dulu bu"
"Antarkan ibu, sekarang!"
"Ba..baik bu.."
Dengan rasa takut dan keringat dingin bercucuran, aku berjalan melewati
gang-gang kecil agar dapat memotong jalan menuju daerah yang dimaksud ibu itu,
tanganku masih dia genggam, wajahnya menunduk dengan rambut terurai berantakan
yang hampir menutupi wajahnya. Aku tidak berani melihat wajahnya dari dekat.
Aku terus berdoa dalam hati agar aku bisa terbangun dari mimpi buruk ini, aku
yakin ini hanya mimpi buruk saja.
Lama aku berjalan, melewati rumah demi rumah sambil ku tunjuk satu persatu
rumah yang berderet itu, untuk memastikan apakah salah satu rumah yang ku
tunjuk itu milik ibu itu atau bukan. Samar-samar dari kejauhan terdengar suara
riuh orang yang seperti sedang mengadakan suatu acara pengajian, langkahku
langsung terhenti karena ibu itu menarik tanganku, genggamannya semakin erat,
dan tubuhnya bergetar. Aku memberanikan diri untuk melihat wajahnya, mimik
mukanya seperti menangis, tapi tak ada air mata yang mengalir dari wajahnya.
Ibu itu kemudian menunjuk sebuah rumah, ternyata sumber suara yang terdengar
riuh itu berasal dari rumah itu, rumah yang ramai dikunjungi orang-orang
berpakaian hitam. Tapii.. tunggu.. sepertinya suara riuh itu terdengar seperti
orang yang sedang mengaji? Belum sempat ku menerka, ibu itu melepaskan
genggaman tangannya,
"Neng, itu rumah ibu, terimakasih sudah mengantarkan ibu pulang, ibu
sangat khawatir dengan anak dan suami. Kalo neng mau pulang, neng tinggal lurus
saja dari sini, nanti ada pom bensin, neng bisa naik angkot, neng duduk saja,
tapi jangan sampai menindih orang, turun angkotnya loncat saja, masuk rumahnya
jangan lewat pintu, lewat tembok yang tadi kita lewati"
Setelah berbicara seperti itu, ibu itu langsung berlalu menghampiri rumahnya.
Suara riuh dari rumah itu kini terdengar jelas, ternyata itu suara TAHLILAN!!
"Aku langsung membalikan badanku untuk berlari kearah yang di tunjukkan
ibu itu, ketika aku membalikan badanku, dihadapanku ada bendera kuning yang
berkibar, sontak bulu kudukku meremang, darahku berdesir hingga ubun-ubun,
keringat dingin semakin bercucuran. Aku berlari sekencang-kencangnya, tak
peduli apapun walau kakiku sakit karena harus menapaki banyak batu kerikil
tanpa memakai alas kaki. Dan benar saja, di depan ada sebuah pom bensin, hatiku
tenang rasanya. Kuhampiri pom bensin itu untuk bertanya apakah masih ada angkot
yang menuju kearah kosanku. Disitu ada seorang pegawai laki-laki yang sedang
duduk sambil tertidur, tidak jauh dari situ, ada 3 motor dan 6 orang laki-laki
yang berpakaian lengkap seperti BIKER. Aku menghampiri penjaga pom bensin itu
dan membangunkannya, tapi dia hanya bergumam kesal tanpa membuka matanya dan
kembali tertidur. Aku kesal, dan sedikit takut dengan 6 orang laki-laki itu.
Kuputuskan untuk menyetop angkot di depan saja, bertanya langsung pada
supirnya. Kupercepat jalanku agar 6 orang laki-laki itu tidak menggangguku, dan
benar saja, dua diantaranya mencoba menggodaku dengan siulan dan rayuannya..
dan satu lainnya menghampiriku,
"Maaf ya teman-teman saya mengganggu kamu, kamu mau kemana? Ga baik gadis
berkeliaran malam gini.. mau kuantar?"
Tanpa meliriknya, Kuabaikan ucapannya karena aku takut itu hanya modus saja,
"Mau pulang ke kosan ya? Kalo naik angkot bahaya, ga akan ada angkot yang
berhenti, kamu harus naik angkot dengan ngejar angkot itu, kemudian turun
dengan melompat. Kalo mau, kamu lari sekarang kearah sana, tapi ingat, jangan
pernah melihat ke belakang..!!"
Kata-kata aneh yang terucap dari laki-laki itu membuatku bingung, aku langsung
melihat kearahnya, dan ternyata dari dekat kulihat banyak darah yang bercucuran
dari pelipisnya. Bukan hanya dia, teman-temannya pun hampir seluruh badannya
dipenuhi tanah bercampur darah. Apalagi ini? Kenapa hari ini aku banyak sekali
bertemu dengan orang-orang aneh. Tanpa fikir panjang aku Langsung mengucapkan
terimakasih padanya Dan berlari kearah yang di tunjuk sesuai saran laki-laki
tersebut. Aneh,, padahal aku bukan seorang pelari sprint nasional yang
mendapatkan medali emas, tapi hanya dalam 2 menit saja, aku sudah bisa melihat
kosanku. Padahal jarak pom bensin yang berada di jl. setiabudi dengan kosanku
sekitar 2 kilometer.
Itu dia!! Tembok samping kamarku yang tadi kulalui. Aku ragu aku bisa menembus
tembok ini seperti ketika ibu itu menarik tanganku. Tapi aku Tak ingin
berlama-lama lagi, aku langsung mencoba menerobos.
Aku tersentak kaget, dan terbangun dari atas kasurku. Ya Tuhan! Ternyata ini
hanya mimpi, kulihat jam dinding merah muda yang tergantung di tembok samping
kasurku.jarum pendeknya mengarah ke angka setengah Lima, Dan semenit kemudian
alarm Handphone-ku berbunyi, adzan subuh pun berkumandang, dengan malas dan
mata yang masih berat kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi. Baru saja kakiku
menginjak lantai, aku merasakan sakit dan perih di telapak kakiku, aku langsung
memeriksanya Dan ternyata telapak kakiku lecet-lecet dan sedikit berdarah. Ya
ampuun!! Mungkin ini karena kemarin aku berdiri lama memakai pentopel baru yang
kebetulan bahannya kurang cocok untuk dipakai berjalan mondar-mandir seperti
kemarin. Setelah beres mandi dan shalat, aku bercermin untuk menyisir rambut
dan memoleskan sedikit make up. Aneh, rasanya badanku sangat lelah, mataku
merah, dan ada sedikit lingkar hitam di bawahnya, seperti telah begadang. Ah
sudahlah, mungkin karena efek mimpi buruk yang kudapatkan semalam akibat
kemarinnya terlalu kelelahan, atau mungkin badanku memang sedang tidak sehat.
Maklum, cuaca masih berubah-ubah, rentan sekali badan ini terserang penyakit,
apalagi ditambah banyaknya kegiatan yang sangat menyita waktu istirahat Dan
waktu makanku.
Jam menunjukkan pukul 09.45, aku baru ingat kalau hari ini ada janji dengan
pacarku untuk menghadiri acara pernikahan temanku. Aku kemudian bersiap-siap
dan menunggu jemputan. Satu jam kemudian pacarku menjemputku menggunakan
motornya, dan kamipun pergi ke tempat undangan yang di tuju. Sepulangnya dari
undangan, rencananya kami akan makan siang di luar, tapi pacarku bilang karena
aku sedang tidak enak badan jadi dia akan mengantarkanku ke kosan saja, agar
bisa segera istirahat. Ketika kami di jalan, aku teringat mimpiku lagi, aku masih
penasaran dengan mimpi aneh yang semalam ku alami. Aku meminta pacarku untuk
mengambil jalan memutar yang kebetulan memang melewati jalan menuju rumah
ibu-ibu yang kuantarkan semalam Itu di mimpiku.
"Kak, coba deh belok kiri"
"Belok kiri? Ngapain? Itu kan jalan ke arah perumahan. Memangnya kamu mau
kemana?"
"coba belok dulu aja"
"Iyaa deh iyaa"
"Nah, aku ingat, dari sini belok kanan"
"kamu sebenernya mau kemana sih? Itu kan gang kecil.."
"Gak apa-apa, belok dulu aja"
"Hari ini kamu aneh, sebenernya mau kemana sih?"
"Udah jalan aja, nanti aku ceritain.. nah, dari sini belok kanan yaa..
harusnya sih rumahnya ada di depan"
Setelah motor berbelok ke arah kanan dari kejauhan ada sebuah bendera kuning
yang berkibar. Tak jauh dari situ ada sebuah rumah yang sedang di kerumuni
orang-orang berbaju hitam. Samar-samar terdengar isak tangis di dalamnya. Aku
bertanya ke salah satu orang yang berada di sana. Kabarnya di rumah itu ada
seorang ibu-ibu meninggal yang baru di makamkan tadi pagi. Jadi, mimpi yang
semalam kualami itu.. NYATA!!??