Darah tercecer dimana-mana. Pria bajingan itu tersudut di pojok ruangan gelap dan merintih kesakitan di depanku. Meskipun terkapar tak berdaya, mulutnya terus saja mengumpat.
“anjing!! Bajingan busuk!! Sialan!! Pergi kau!! Dasar terkutuk!!”
Percuma saja bicara, itu takkan menyelamatkan nyawamu. Aku masih
menyimpan dendam yang sangat besar padamu. Kau sudah membunuh sahabatku.
Richard, ia adalah seorang tentara gagah yang baik hati. Hanya
karena Suzanne lebih memilihnya, kau tega menghabisi nyawanya. Kau lupa kalau
Richard masih memiliki sahabat sepertiku yang dapat mencarimu dan membalaskan
dendam untuknya.
“911.. tolong aku.. si... silver... silver street nomor 45...
aku sedang...”
belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya pada seseorang yang
berbicara di balik benda kecil itu, ku gigit lehernya sambil sedikit kukunyah,
sampai darah tersembur keluar dan seluruh tubuhku menjadi merah karenanya. Aku puas!
Sangat puas! Dia hanya mengejang sebentar dan kemudian tak bergerak lagi. Dengan
menyiksanya seperti ini, dendamku terbalaskan.
Tak lama, datang orang-orang berbaju sama menodongkan
sesuatu padaku.
“lapor Komandan! Sepertinya korban sudah meninggal..”
“tembak mati saja, biar kita bisa segera membawa korban”
Tiba-tiba sesuatu menembus dadaku, rasanya sangat sakit,
membuat tubuhku roboh seketika dan perlahan semuanya terlihat gelap. Di
detik-detik terakhirku sebelum aku kehilangan kesadaran, aku sempat mendengar
sesuatu.
“komandan, apa sebaiknya kita bawa saja mayatnya?”
“tidak, kita hanya membawa mayat korban.. biarkan saja dia
disitu. Rumah ini terpencil. Tidak akan ada orang yang akan mencium bau
bangkainya”.
pict sc : google
pict sc : google
0 komentar:
Posting Komentar
thankyou for read my blog, please leave your comments, follow, share, and enjoy in my world..^^