CLOUDY BLOODY

Let me tell you my story..

KISAH NYATA : Bengkel rumah 06 part III - tamat




Rika mengangguk dengan mantap. Percakapan itu segera kami akhiri karena Rika ada kelas pada waktu itu.

Walaupun sedikit ganjil, namun aku mencoba untuk tidak memikirkan hal itu.
Singkat cerita, sekitar jam 8 malam, aku kembali membuka notebook untuk menyelesaikan beberapa tugas yang harus segera dikumpulkan. Dan ketika sampai di jam 11 malam, ketukan pelan dari tembok kamarku kembali terdengar..

"tok tok tok tok tok"

Aku sedikit terganggu dengan suaranya, aku coba mengabaikannya dengan memutarkan musik di HP. Namun, karena malam semakin larut, aku mematikannya karena takut suaranya terdengar dan mengganggu temanku yang (mungkin) sudah tertidur lelap.

Namun ketika kumatikan musiknya, suara ketukan itu malah terdengar semakin jelas. Hal itu membuatku penasaran. Dengan fikiran yang iseng, aku membalas ketukan itu sebanyak lima kali. Ah,  siapa tau yang kerja nya jadi mikir kalo suara itu mengganggu, jadi mereka berhenti bekerja, fikirku dalam hati. Dan benar saja, suara ketukan itu menghilang.

Aku langsung mematikan notebook dan merebahkan badanku diatas kasur, bersiap untuk tidur. Namun selang beberapa menit, suara ketukan itu kembali terdengar lagi.

"tok tok tok tok tok"

Namun anehnya kali ini terdengar berbeda. Suara ketukan yang tadinya berasal dari tembok di belakangku perlahan bergeser, dan lama-lama berpindah ke tembok yang bersebrangan dengan kamar temanku, karin. Sebenarnya itu bukan tembok, melainkan triplek yang di buat sebagai pembatas antar kamar. Jadi, suara ketukan itu terdengar semakin bergema.

"Loh kenapa suara ketukan itu dari kamar karin?" Gumamku.

Kulihat jam di layar HP-ku menunjukan pukul 12.36, dan biasanya Karin sudah tidur dari jam 9. Bulu kudukku mulai meremang. Untuk memastikan, aku memanggilnya dari kamarku.

"rin, udah tidur belum?"
"belum teh. Kenapa teh?"
"karin ngetuk-ngetuk tembok gak tadi?"
 "enggak teh. Teh boleh ke kamar karin dulu gak sebentar? Sekalian bawa bantal yaa"

Sepertinya karin mengajakku untuk menginap di kamarnya, dan benar saja, ketika aku ke kamarnya, dia bilang dia tidak bisa tidur karena mendengar suara itu. Setengah jam setelah itu, suara ketukanpun berhenti dan akhirnya kami bisa tertidur pulas.

Pagi harinya aku bertanya padanya kenapa ia sangat ketakutan. Dan ternyata pada malam sebelumnya sekitar jam 12.30 (setelah aku tidur), karin mendengar suara ketukan itu berpindah ke temboknya, tepat di belakangnya, dan suara itu baru menghilang saat adzan subuh berkumandang.

Sangat aneh rasanya jika ada manusia yang mengetuknya dengan bunyi konsisten dan pelan selama berjam-jam. Setelah hari itu, aku maupun karin sudah tidak mendengar suara ketukan itu. Dan beberapa setelahnya karin bercerita kepadaku.

Karin bilang bahwa ketika ia pulang kerumahnya dan menceritakan kejadian itu pada saudaranya yang katanya mengerti dengan hal itu, saudaranya bilang bahwa memang di bengkel itu ada penunggunya, lebih tepatnya sesosok penunggu yang sengaja di pelihara. Sosoknya tidak diketahui seperti apa wujudnya karena waktu saudaranya akan bercerita, karin menghentikannya karena sudah ketakutan.

Suatu hari ketika sedang kuliah praktikum, di sela-sela waktu praktikum, temanku rika, memaksaku untuk bercerita, karena dia bilang sepertinya ada sesuatu yang terjadi padaku karena bertanya mengenai bengkel pada waktu itu. Akupun kemudian menceritakan semuanya, dan pada akhirnya dia mengungkapkan sedikit fakta padaku.

 Dulu, sebelum kami menjadi mahasiswa di kampus itu, di kosan tempat rika tinggal, atau lebih tepatnya kosan bengkel 06 itu, dulunya milik seorang kolektor lukisan antik. Namun setelah memutuskan agar bangunan itu dijadikan kosan, seluruh lukisannya di pindahkan ke rumah barunya, namun ada satu lukisan yang masih tetap di simpan di kosan itu, tepatnya di aula kosan itu. Namun karena keluhan beberapa anak kos yang mengatakan bahwa mereka di ganggu oleh makhluk halus yang sering mengetuk pintu dan berjalan ke arah lukisan itu, akhirnya lukisan itu di simpan di bengkel, yang jarang sekali terjamah pemiliknya.

Entah suara ketukan yang terdengar itu adalah ulah penghuni lukisan yang dimaksud rika atau bukan, yang jelas aku percaya, bahwa keberadaan mereka memang benar ada. Dan setiap hari tanpa disadari atau tidak, mereka ada disekitar kita.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Psst.. Hey,, ini saya, penulis blog.. Sudah lama sekali saya tidak bercerita disini, sebenarnya saya ragu untuk memposting sebuah tulisan lagi disini karena saya fikir, blog ini sudah ditinggalkan pembaca :(
Saya ingin tahu apakah blog ini masih ada yang membacanya atau tidak, karena ketika melihat statistik, masih ada beberapa orang yang membaca postingan saya (terimakasih^^) untuk itu saya mohon bagi pembaca untuk meninggalkan komentarnya dibawah yaa,, saya ingin berkenalan dengan pembaca semua agar saya dapat termotivasi untuk tetap memposting cerita saya disini^^
Satu komentar sangat berarti untuk saya.. Terimakasih^^
READMORE
 

KISAH NYATA : bengkel rumah 06 part II



Aku mencoba untuk tidak memerdulikan suara itu. Kuputuskan untuk tidur agar besok pagi badanku kembali segar.

Pagi hari nya, seperti biasa aku berangkat kuliah, kebetulan hari itu hanya ada 2 matakuliah di pagi hari saja.

Karena cukup banyak waktu luang pada siang harinya,  aku dan temanku berkumpul di sebuah kantin kampus yang kami juluki "kantin biru".

Kami berbincang mengenai banyak hal, sampai akhirnya aku teringat dengan kejadian ganjil yang semalam kualami.
Kebetulan disana ada salah satu temanku, rika, yang menempati kosan yang menyatu dengan bengkel itu.

"oh iya rik, sebenernya bengkel di kosanmu itu semalam tutup jam berapa sih? "

"kayaknya dari jam 8 juga udah tutup.memangnya kenapa rul? "

"jam 8? Kamu yakin? "

----------------------------------------------------------------

Pssstt... Hey.. Ini saya, penulis.. Hehehe... Untuk kali ini saya hanya memposting cerita sangat sangat sedikit.. Dikarenakan tadi ada beberapa kejadian yang bikin bulu kuduk saya berdiri😅
Sebagai permintaan maaf,  setelah cerita ini selesai, saya akan ceritakan apa yang saya alami malam ini..

Okey, mungkin cerita ini akan saya lanjut minggu depan jika memungkinkan.. Selamat bermalam jumat, teman.. Jangan lupa kalau "mereka" selalu ada di sekitar kalian^^
READMORE
 

KISAH NYATA : bengkel rumah 06 part I


Hujan masih mengguyur deras sejak siang, sementara hari sudah semakin gelap. Aku masih berdiri di depan kelas menunggu hujan reda. Hari ini memang sangat melelahkan. Jadwal kuliah yang padat membuatku harus berada di kampus dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore. 

Tepat ketika adzan berkumandang, hujan mulai sedikit reda. Karena kosanku tidak terlalu jauh, aku menerobos gerimis dan berjalan cepat agar cepat sampai di kosan.

 Sepanjang jalan, kulihat suasana kampus cukup sepi. Hanya ada beberapa dari mahasiswa kelas sore yang datang terlalu cepat menunggu jadwal kuliahnya yang akan dimulai sekitar jam 7 nanti. 

Sesampainya di kosan, aku langsung berhambur menuju kamar mandi. Setelah tubuhku kembali segar, aku duduk di kasurku sambil membuka notebook untuk mengecek blog pribadi milikku. 

Minggu ini pembaca di blog ku sedikit meningkat, aku cukup senang melihatnya. Lalu kuputuskan untuk membuat cerita baru yang akan ku posting di blog ku. 

Saking asyiknya membuat cerita, kulihat jam telah menunjukkan pukul 11.45. Ternyata aku melewatkan makan malam. Aku hanya mengambil beberapa makanan ringan dan melanjutkan menulis cerita yang hampir selesai ku buat. 

"tok.. Tok.. Tok.. Tok.. Tok.."

Terdengar suara ketukan palu di balik tembok di belakangku. Oh iya, sekedar informasi, ruangan di balik tembok di belakangku adalah sebuah bengkel mobil. Selama aku tinggal di kosan ini, jarang sekali aku melihat bengkel itu beroperasi. Terakhir kulihat, mereka sedang memperbaiki sebuah mobil balap. Dan dari kabar yang aku dengar, bengkel itu bukan bengkel umum karena sudah di sewa oleh seorang pembalap untuk memperbaiki mobil balapnya. 

"tok.. Tok.. Tok.. Tok.. Tok.. Tok.. "

Terdengar lagi suara ketukan palu yang di pukulkan ke tembok. Suara itu bunyinya cukup konsisten. Tapi beberapa menit kemudian suara itu berhenti. Mungkin bengkel itu sedang kedatangan pemiliknya untuk memperbaiki mobil balapnya. 

Selang sekitar 10 menit kemudian, suara ketukan palu itu terdengar kembali, dan berbunyi cukup lama sekitar setengah jam terus menerus. 
Bunyi yang cukup pelan dan konsisten  membuatku mulai menyadari bahwa bunyi itu terdengar ganjil. Ada apa sebenarnya di balik tembok itu? 




Bersambung...



pic by : google
READMORE
 

FAKTA DAN MITOS POCONG


Hallooo.. Hallooooooo... 
sebelum membahas FAKTA DAN MITOS POCONG, saya minta maaf karena selama beberapa bulan berturut-turut tidak memposting apapun di blog ini.. dikarenakan saya sedang di sibukkan dengan kegiatan perkuliahan.. :(
postingan kali ini saya tidak membuat sebuah cerita pendek, karena bahan cerita yang sudah saya buat, file-nya ada di note book, sementara minggu ini saya bawa laptop untuk di kosan..

oke, lanjut ke pokok bahasan. ketika membahas soal pocong, jujur, saya paling takut dengan hantu yang satu ini. bentuknya yang mengerikan dan menyerupai seperti "mayat yang kembali hidup" membuat merinding meski cuma memikirkannya saja. hhiiyy..

dari sekian banyak cerita yang pernah saya tonton, dengar, dan baca, ada beberapa mitos seputar hantu lemper khas indonesia ini..

Pertama, dari banyaknya acara tv horror yang pernah saya tonton, rata-rata pocong itu digambarkan dengan perawakan yang agak kurus. Hmm.. Maaf, disini saya tidak membahas mengenai berat badan.. #uhuk
Maksud saya, faktanya, ketika saya ngeliat si "guling putih" ini, perawakannya tinggi besar.. Agak jauh berbeda dengan yang ada di TV-TV.. Ini mungkin disebabkan karena sebenarnya mayat tidak langsung di bungkus oleh kain kafan,  tetapi di lapisi dulu oleh kapas, sehingga tubuhnya terlihat lebih besar lagi.

Yang kedua, Pernah ga sih kalian berfikir soal bagaimana caranya pocong melompat? (jelas lah ga pernah, emangnya penulis, yang gada kerjaan mikirin hal gituan -_- )

Oh iya, ngomong-ngomong soal pocong, katanya mereka gentayangan karena tali pocongnya belum di lepas.. Kalo masalah itu sih saya gatau bener atau enggak nya.. 

Oke,  balik lagi masalah pocong lompat. Logika nya sih karena tangan dan kaki yang diikat oleh tali pocong, jadi mereka agak kesusahan buat jalan atau ngesot. Jadi, cara satu-satunya yang bisa mereka tempuh agar dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain ya dengan meloncat. Lain lagi ceritanya kalo ada tuyul atau kuntilanak iseng ngangkat kakinya saat pocong lewat agar kesandung. Mungkin selamanya pocong itu bakalan berjalan pake perutnya kayak ulat bulu.. Nah, bisa juga tuh kalian praktekin kejahilan itu saat kalian ketemu pocong.. Hhihihi

Tapii tapi tapiiii...
Faktanya, saat saya melihat langsung si hantu populer ini, ternyata dia melayang terbang.. Entah gimana caranya dia bisa terbang tanpa sayap. semuanya diluar logika. Namun yang pasti, saran saya jika kalian semua udah punya niatan mau ngerjain si pocong ini kayak yang dilakuin kunti sama tuyul, lebih baik kalian hapus niat keji itu.. Karena bukannya si pocong bakalan jatuh,tapi yang ada, kalian akan dikejar dan diikutin kemanapun kalian pergi..

Yang ketiga, mitosnya, pocong itu suka menampakan diri di dekat pohon pisang. Entah apa alasannya. Mungkin karena pisang identik dengan kematian. Karena ketika mayat akan dimandikan, batang pohon pisang suka di jadikan alas seperti bantalan untuk mengganjal kepalanya. Dan memang benar, entah kebetulan atau tidak, saya sering melihat pocong yang berdiri di dekat pohon pisang, bahkan saya juga pernah melihat pocong yang berdiri diatas daun pisang sambil di gerak-gerakan naik turun seperti sedang main trampolin.

Itulah sedikit fakta dan mitos soal pocong. Sebenarnya masih banyak mitos-mitos yang beredar mengenai hantu yang mirip permen loncat ini. Karena keterbatasan pengetahuan saya tentang kebenaran berita dari mitos-mitos tersebut, maka untuk sekarang saya hanya membahas 3 mitos yang paling populer saja. Fakta-fakta yang saya jelaskan diatas murni berdasarkan dari pengalaman saya pribadi saat bertemu pocong. mengenai tingkat keakuratannya, kalian boleh menelitinya lagi dengan menemui dan mewawancarai pocongnya secara langsung *nahloh...

Apa kalian pernah dengar mitos lain tentang pocong selain yang saya paparkan diatas? Kalo iya, kasih tau saya ya di kolom komentar^^



Pic sc : google
READMORE
 

Ouija


Namaku Nurul. Aku ingin menceritakan sebuah kisah seram yang kualami akibat perbuatanku sendiri. Kalian tentu pernah mendengar sebuah permainan pemanggil hantu. Banyak sekali cara yang dipercaya dapat memanggil hantu, salah satunya yaitu menggunakan sebuah papan. Papan tersebut berisi tulisan alphabet, ya, tidak, dan selamat tinggal. Papan tersebut bernama Papan OUIJA.

Satu bulan yang lalu sebelum aku mengalami kejadian mengerikan ini, aku membeli sebuah papan Ouija. Oh iya, aku memang menyukai cerita hantu, film horror, dan novel-novel bertema hantu. Entah kenapa aku sangat menyukai segala sesuatu yang berbau hantu, walau sebenarnya aku adalah orang yang sangat penakut.

Malam itu, aku bersama tiga orang temanku—Aneu, astrin, dan kiki—sedang berkumpul di kamar kiki, di samping kamarku yang berada di lantai dua, membicarakan banyak hal hingga kami semua tertawa terbahak-bahak. Kami memang akrab sekali karena kami tinggal satu kosan. tidak lama berselang, kami mulai bosan, tidak ada pembicaraan menarik lagi untuk kami bahas. Hingga akhirnya sebuah ide tercetus untuk mengobati kebosanan kami.
”eh Rul, bukannya kamu punya papan Ouija? Udah pernah di mainin belum? Mainin yu, mainin yu..!!” kata astrin bersemangat.
“ada sih, tapi.. yakin mau di mainin sekarang?”
“ya sekarang! Kenapa emangnya? Takut ya?! Hahhaha.. ahh, penakut!”
“usir aja si Nurul dari kamar ini.. hhaha..” ejek kiki padaku.
“siapa bilang aku takut! Kalian tunggu disini, aku ambil papannya dulu di kamar..”
Tak lama berselang, aku kembali dengan membawa sebuah papan.
“tunggu, kalian bener mau mainin permainan ini? ini malam jumat kliwon looh?” ujar Aneu.
“iya, juga sih.. jadi gimana? Atau ga usah aja?” ujarku.
“aah, harus jadi doong. Tanggung, papannya udah disini. atau jangan-jangan kalian berdua takut yaa? Hhahaha.. katanya berani, sama setan aja takut, huuu..”  ejek astrin.
“usir aja Nurul sama aneu di kamar ini.. hhahaha” kiki menimpali.
“kata siapa aku takut? Aku ga takut sama sekali.. kamu takut ga neu? Ga takut kan?! Ga kan?! justru yang aku khawatirkan kalian ketakutan pas di tengah-tengah permainan” ujarku so berani.
“terus, cara maininnya gimana nih rul?” Tanya aneu.
“aku gatau, kita browsing aja di internet. ‘Cara memainkan papan Ouija’..”
Aku langsung mengambil HP dan memasukkan keyword yang tadi kusebutkan
“ Tunggu.. nah.. pertama, matikan lampu. Permainan harus di lakukan di ruangan gelap dengan jumlah pemain maksimal 4 orang. Kemudian nyalakan lilin”
“aku punya lilin, tapi lilin ulang tahun. Ga apa-apa ya, aku nyalain. Trus apa lagi rul?” ujar kiki
“terus setelah itu pegang penunjuk papannya dengan satu jari semua pemain, dan setelah itu bacakan mantranya. Tapiii.. tunggu, mantranya bahasa inggris”
“hhahahaha.. mana ngerti kuntilanak Bandung sama bahasa inggris” ujar kiki terbahak-bahak.
“aah, gampang mantra mah, tinggal bilang aja ’untuk seseorang yang ada disini, siapapun itu, kami mengajakmu untuk berbincang bersama kami”
‘brukk’
“astaga!” kami tersentak kaget. tiba-tiba terdengar suara keras di luar, seperti ada sesuatu yang jatuh.
“suara apa tadi?” Tanya Aneu.
“Ah, udah jangan dihiraukan. Paling suara kucing. sekarang kalian pegang penunjuk papannya. Loh, loh kenapa memakai jari tengah, harusnya kan jari telunjuk, ah kalian ada-ada aja”
Mereka hanya tertawa dan tetap menempelkan jari tengahnya pada penunjuk papan. Setelah itu, kunyalakan radio dengan volume kecil di frekuensi 105,9 ardan radio yang tepat sedang menyiarkan acara nightmareside. Semua menjerit kaget ketika mendengar lagu lengser wengi, sebuah lagu yang sering diputarkan sebagai pembukaan sebelum acara nightmareside ardan dimulai.
“kenapa radionya dinyalakan rul?” Tanya aneu.
“backsound” bisikku pelan. Kemudian aku mulai membacakan mantra.
“untuk seseorang yang ada disini, siapapun itu, kami mengajakmu untuk berbincang bersama kami..
untuk seseorang yang ada disini, siapapun itu, kami mengajakmu untuk berbincang bersama kami
untuk siapapun yang ada disini, kami mengajakmu untuk berbincang bersama kami”
 “kok ga gerak-gerak sih rul? Mungkin setannya lagi asik sama gadgetnya kalii.. ” ujar Astrin.
Kemudian aku mengulang membacakan matranya dengan penuh konsentrasi.
“untuk seseorang yang ada disini, siapapun itu, kami mengajakmu untuk berbincang bersama kami..
untuk seseorang yang ada disini, siapapun itu, kami mengajakmu untuk berbincang bersama kami..
untuk seseorang yang ada disini, siapapun itu, kami mengajakmu untuk berbincang bersama kami..
untuk seseorang yang ada disini, siapapun itu, kami mengajakmu untuk berbincang bersama kami..
untuk seseorang yang ada disini, siapapun itu, kami mengajakmu untuk berbincang bersama kami..”
aku terus mengulangnya hingga tukang nasgor naik haji sudah tamat di TV. Hehehe.. engga deh..
astrin kemudian dengan lantang ia membacakan mantra dalam bahasa sunda.
“saha wae nu aya didieu, rek aki-aki, rek nini-nini, kadieu.”
(siapapun yang ada disini, mau kakek-kakek, mau nenek-nenek, kesini)
“saha wae nu aya didieu, rek aki-aki, rek nini-nini, kadieu. Ngobrol didieu wani mah”
(siapapun yang ada disini, mau kakek-kakek, mau nenek-nenek, kesini. Ngobrol disini kalo berani)
Tiba-tiba lilin mati, dan ruangan gelap gulita.
“yaah, lilinnya habis. Udahan ah” ujar astrin.
“belum juga mulai. Ah, ini gara-gara si kiki, bukannya pake lilin asli malah pake lilin ulang tahun. Guys, Kita keluarin aja kiki dari kosan hhaha” ujar aneu.
Ketika aku sedang meraba-raba dinding untuk mencari stop kontak lampu kamar yang akan kunyalakan kembali, tiba tiba terdengar suara seperti kakek-kakek batuk. Bulu kudukku mulai meremang. Tapi aku bersikap biasa saja. Setelah kunyalakan lampu dan merapihkan papan Ouija, aku menanyakan suara yang kudengar tadi pada teman-temanku.
“eh, kalian tadi dengar ada yang batuk gak sih? Kayak suara kakek-kakek gitu”
“aku malah dengar suara kuntilanak ketawa” jawab kiki
“dimana?” tanyaku antusias.
“di radio. Hhaha.. kan kita lagi dengerin nightmareside.  Eh, kalian semua nginep disini kan? Nginep yaa.. nginep yaa.. cukup kok kasurnya buat berempat.. kan ada dua..  
“yaudah tin kita nginep disini, lagian aku lupa menyalakan lampu bawah.” Ujar aneu.
“iya deh”
“Nurul juga ya.. ya yaa..” bujuk kiki.
Aku hanya mengangguk, Kemudian kumatikan radio dan kami semua merapihkan dua kasur yang kami rapatkan dan mengambil posisi untuk tidur. Setelah kami semua berbaring dan menarik selimut, diluar terdengar seperti ada seseorang yang memukul-mukulkan kunci gembok pada pagar depan. Awalnya kami mengacuhkannya, tapi aneu segera bangkit dari kasur.
“itu eri deh kayaknya..”
“eri? Ah ga mungkin neu, eri kan lagi ke Jakarta. Lagian dia tadi sms aku kok, katanya dia pulangnya dua hari lagi..” jawab astrin.
“Terus yang di luar siapa?”
Kemudian aku mengusulkan untuk melihatnya keluar bersama-sama.
“ayolah kii.. kita lihat keluar, siapa tau eri ga jadi nginep di Jakarta. Kasian dia mau masuk kosan susah, kayaknya eri lupa ga bawa kunci gerbang.. ayolah” bujukku pada kiki.
“hmm.. ga mau aah,, kalian aja yang keluar, aku ngantuk pengen tidur”
“yaudah rul, tinggalin aja dia sendiri. Biar dia rasain kalo ada hantu dia ketakutan sendiri!” sahut astrin.
“Bodo!” timpal kiki.
Kemudian kami bertiga keluar kamar menuju pintu luar untuk melihat siapa yang memukul-mukul pagar. Astrin mulai menuruni tangga, diikuti dengan aku, dan aneu yang paling belakang. Setelah kami sampai di depan pintu luar, kami mengintip melalui jendela. Dan ternyata diluar tidak ada siapa-siapa. Kami berbalik arah untuk kembali ke kamar, tapi baru saja kami maju dua langkah, suara itu terdengar lagi, bahkan lebih bising dari sebelumnya, dan ketika kami mengintipnya, ternyata itu..
“astaga!!! Po.. pocooooooong!!!”
Kami bertiga lari terbirit-birit dan saling menarik baju. Dan, ketika kami handak menaiki tangga, di bawah tangga ternyata ada seorang kakek-kakek yang berdiri bungkuk, memakai kemeja pendek berwarna hijau tua dan celana kain hitam yang penuh darah dengan mata yang bolong dan.. dan.. kaki kanan yang bengkok. Dia berjalan seperti hendak menghampiri kami dengan menyeret kaki kanannya yang hampir lepas dari tubuhnya. Kami semua berteriak histeris dan terus berlari menaiki tangga. Kemudian kami semua masuk kamar dan menguncinya. Kami bertiga saling berpelukan di pojok kamar dengan di tutupi selimut. Terdengar suara langkah kaki yang di seret sedang berjalan menuju kearah kamar. kami bertiga sangat ketakutan. Berusaha diam tanpa suara dengan menutup mulut.
“saha nu wani nantang aing?”
“saha nu wani nantang aing?”
“saha nu wani nantang aing?”
Kami semua menahan untuk tidak bersuara, dan kemudian suara langkah kaki itu perlahan menjauh dari kamar dan tidak terdengar lagi.
“oh iya, mana kiki?” seru ku pada astrin dan aneu.
Aku khawatir dia di ganggu setan itu juga sebab tadi kami meninggalkannya sendiri.
Ketika aku berdiri, kakiku tersandung sesuatu, ketika kulihat kebawah ternyata itu sebuah kaki.
“ah syukurlah”
“kenapa rul?”Tanya aneu.
“itu dia si kiki, dia tidur pulas. Syukurlah, dia tidak di ganggu kakek-kakek tadi”
Kulihat seluruh tubuh kiki di tutupi selimut.
“eh coba cek dulu Rul, apa bener itu kiki?” ujar astrin.
“hush, kamu ngomongnya jangan sembarangan. Jelaslah itu kiki, tadi kan sebelum kita pergi ke bawah dia memang lagi tidur”
“tapi ga ada salahnya kita lihat dia, kita bangunin, siapa tau dia bukan tidur, tapi pingsan.”
“ yaudah deh. Ki.. ki.. ki bangun ki..”
Dan ketika ku buka selimutnya
“astaga!”
Kiki sedang melotot dengan tangan yang menggenggam erat spei. Dan.. dan matanya kini sedang melototi kami bertiga.
“ki.. ki kamu kenapa.. ki sadar ki..”
“saha nu wani nantang aing..”
Astaga! Ternyata kiki kesurupan. Kami bertiga berteriak ketakutan dan lari kearah pintu.
“neu.. neu.. cepat buka pintunya..”
“pin..pintunya susah dibuka..”
“cepet neu..”
Kini kiki berdiri dari kasurnya. Dengan rambut yang terurai berantakan, ia menghampiri kami. ia berjalan kearah kami dengan menyeret kaki kanannya, persis seperti yang dilakukan oleh kakek yang mengejar kami. Setelah pintu berhasil terbuka, aneu menutup pintu kamar dan menahannya agar kiki tidak keluar.
“astrin, Nurul, cepat keluar cari bantuan, aku bakalan nahan kiki biar ga keluar kamar”
Tanpa fikir panjang, aku dan astrin berlari kerumah pemilik kosan. kami kembali dengan di temani ibu kos, bapak kos, dan orang pintar. Ibu kos telah membawakan se-teko teh manis untuk kami.

 tak lama kemudian orang pintar itu berhasil menyadarkan kiki. Beliau bilang bahwa kakek itu adalah korban kecelakaan di rel kereta yang tepat berada di depan kosan kami, roh nya sampai sekarang bergentayangan dan tinggal di sebuah sekolah SMA yang juga tepat berada di samping kosan kami. Setelah semuanya kembali baik, ibu kos, bapak kos, dan orang pintar itu berpamitan pulang. Ibu kos bilang kami tak usah mengantarkan mereka kebawah karena ibu kos sudah membawa kunci cadangannya. Kami semua mengucapkan terimakasih pada mereka, dan merekapun berbalik arah menuruni tangga.
Tapi,  entah kenapa bulu kudukku masih meremang, kupicingkan mata kearah tangga.
“satu.. dua.. tiga… empat..? hah?! Kenapa ada empat orang?”
Astaga! Ternyata kakek itu mengikuti mereka dari belakang.
***
…Pssstt.. Hey.. Hallo.. gimana ceritanya? Seru? akan kuberitahu sesuatu tentang kebenaran cerita ini. oke.. semua adegan dalam cerita ini hanya rekayasa, tapi untuk tempat, papan ouija, dan nama-nama yang ada dalam cerita ini nyata, mereka ada, termasuk.. hantu yang di deskripsikan di dalamnya.. ‘mereka’ memang ada di situ dan ‘mereka’ memang terlihat seperti itu.. sampai saat ini, papan Ouija yang dimaksud masih ada, dan belum pernah sekalipun dipakai.. Terimakasih sudah membaca...^^
Oops.. satu lagi..
Untuk nama-nama yang saya pakai dalam cerita ini, mohon untuk tidak menyebutkan lokasi yang sebenarnya untuk menjaga kerahasiaan lokasi..^^
Pict sc: my own pict
READMORE
 

Batas Waktu








Aku masih tak percaya aku bisa mengalami kejadian ini.. aku Nurul.. aku adalah seorang mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Pengalaman ini terjadi ketika aku sedang menginap di kosan kakakku di daerah geger kalong. Kebetulan kakakku malam itu mengabari bahwa ia tidak akan pulang ke kosan, karena harus mengerjakan tugas kuliahnya di kosan temannya.

Waktu itu aku sedang menonton tv sendiri sambil memakan camilan. Tiba-tiba aku teringat kalau malam ini adalah malam jumat, artinya acara nightmare side Ardan Radio Bandung bakalan dimulai sebentar lagi. Kemudian, Karena tabletku tidak memiliki fitur radio, aku mencoba streaming untuk mendengarkan nightmareside. Setelah kunyalakan, acara baru saja dimulai. Seperti biasa, ceritanya membuatku merinding membayangkan jika aku ada di posisi penulis cerita.. Hiiyy.. 

setelah acara nightmareside ardan selesai, Aku mendapat sebuah pesan BBM dari temanku, Eri. Dia menanyakan tentang cerita nightmare side malam ini.
"Rul, kamu dengerin nightmare ga? Gimana ceritanya, aku cuma dengerin cerita 3 yang tentang jembatan layang itupun cuma bagian ending aja... ceritain lagi doong.." begitu katanya.
Kemudian aku menceritakan satu persatu cerita nightmare itu. Hingga waktu menunjukkan pukul 1 malam.
"Udah ya, aku ngantuk nih, mau tidur dulu"

Setelah kukirim BBM nya, aku langsung mengambil posisi tidur. tapi sebelumnya, aku menyingkir-nyingkirkan boneka-boneka diatas kasur dan menyimpannya di samping kasurku, TV yang menyala ku set timer nya selama 30 menit. Baru sekitar 15 menit aku memejamkan mata, ada suara dari kresek makanan di sebelahku. Seperti ada sesuatu yang memainkannya. Aku membuka mataku dan melihat kearah suara itu, namun tak ada apapun disana.
"Ah mungkin itu cicak yang merayap di kresek itu" fikirku. aku mencoba menggerak-gerakkan kresek itu untuk mengusirnya. Namun aku tak menemukan apa-apa.. hanya ada suara cicak. Ketika aku kembali berbaring diatas kasur, 'puk' ada sesuatu yang terlempar mengenai kakiku. Aku bangkit dan melihatnya, ternyata itu boneka berbentuk emoticon smile. "Loh kenapa ada disini? Perasaan boneka ini kusimpan di samping tempat tidurku?" Fikirku dalam hati. Aku tak memerdulikannya kala itu. karena tanggung sudah bangun, Kunyalakan tab-ku dan membalas chattingan yang masuk, ternyata ada beberapa temanku yang masih terbangun. aku jadi keasikan berbalas pesan dengan temanku. Selang 15 menit TV sudah mati, kulihat jam, ternyata sudah pukul setengah 2 malam. Aku menyimpan kembali tab-ku dan mencoba tidur. Baru saja aku tidur..
"tok tok tok" 
ada suara seperti seseorang mengetuk jendela kamarku dengan jarinya.
"Hah, siapa itu?" Gumam ku..
"Tok tok tok"
 suara itu cukup keras ku dengar, hingga aku penasaran sekali melihat siapa yang mengetuk jendelaku malam-malam.
"Tok tok tok tok tok tok " 
Suara itu semakin kencang kudengar, aku memberanikan diri untuk membuka gordennya, dan, ternyata aku tak melihat apapun dari balik jendela itu, tapi..
"Tok tok tok tok tok"
 aku melihat kaca di depanku bergetar, tapi aku masih tak melihat siapapun. itu artinya posisiku sekarang sedang tepat berhadapan dengan sesuatu yang tak kasat mata..!!
"Tok tok tok tok tok tok tok" 
ketukan itu tetap terdengar diikuti suara seperti menggeram..
"Tok tok tok tok tok tok"
Aku kembali menutup gorden dan kunyalakan lagi TV nya.
Tak berapa lama, Suara itu berhenti, namun kresek yang tadi itu kembali berbunyi seperti ada yang memainkannya.
Aku mencoba untuk tak memerdulikannya, namun ekor mataku kini menangkap sesuatu yang bergerak muncul menembus tembok dan kaca jendela..
"Astaga! Apa itu?"
Kulihat perempuan berbaju putih melayang di depanku! Tinggi! Dia tinggi sekali dan berjalan terseok-seok. Dia melayang menuju pintu.. dengan suara yang menggeram! Untunglah dia tidak melihatku. Aku mencoba untuk tidak bergerak, bahkan aku mencoba menahan nafas, agar hembusan nafasku tak terdengar olehnya. namun, sebelum sampai di pintu, dia.. dia menoleh kearahku! Dan, dan sekarang dia menghampiriku! Ya Tuhan.. matanya putih semua dengan tangan yang sangat kurus dan panjang. Rambut yang menjuntainya bergerak kesana kemari seperti hidup! Dia duduk tepat di depanku. kukunya yang panjang dan mengerikan itu bergerak seakan ingin menyentuh wajahku. ekspresi wajahnya seperti marah. Aku yang ketakutan meringkuk tak berdaya dikasur. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan, aku hanya berdoa agar makhluk itu pergi dari hadapanku. tak lama, Tercium bau seperti rambut terbakar yang menyengat, makhluk itu pergi menembus pintu. Suara geramannya masih terdengar, namun semakin lama semakin menjauh. Malam itu aku tak bisa tidur Bahkan sampai adzan subuh berkumandang.

Siang harinya aku menceritakan semuanya pada kakakku. Dia  bilang, kosan itu memang ada penunggunya, saat jam 12 malam kita tidak boleh berisik, tv juga harus sudah dimatikan. Karena, dulu juga sempat ada kejadian ketika salah satu penghuni kosan disitu masih menyalakan tv sampai jam 3 pagi, kemudian dia di datangi penghuni kosan itu bahkan sampai kesurupan.
Boleh percaya boleh tidak, mungkin cerita ini terdengar seperti dibuat-buat karena penampakannya jelas dan mengerikan seperti di film-film. Namun, aku memang benar-benar mengalaminya.. benar-benar pengalaman buruk yang sangat ingin aku lupakan.



                                                                  ***


cerita ini adalah pengalaman ASLI yang saya alami dengan nama yang disamarkan, cerita ini juga sudah saya kirimkan ke acara Nightmare Side Ardan Radio Bandung. tapi saya belum tau sudah dibacakan atau belum, soalnya akhir-akhir ini selalu disibukkan dengan kegiatan kuliah.. huhuhu (curhat)..
saya juga mau minta maaf karena selama 3 minggu berturut-turut tidak posting apapun di blog.. dan untuk kedepannya sepertinya tidak akan rutin lagi posting setiap minggu, namun yang pasti, setiap postingan, diposting di malam jumat..
oh iya, jika diantara kalian ada yang dengar acara nightmareside bacain cerita ini, kasih tau saya yaa....^^


Pict sc: google
READMORE
 

Kosan Baru


Sudah sewajarnya jika mahasiswa yang merantau atau memiliki rumah yang jauh dari kampusnya memilih untuk tinggal di sebuah kosan. Tentunya kriteria kosan yang baik adalah yang terdekat dengan kampus, supermarket, warung nasi, tukang fotocopy, dan tempat ibadah. Tapi, yang perlu diingat adalah kamu tak pernah tahu bagaimana sejarah kosan yang kamu tempati sekarang, tentang bagaimana lingkungannya, tentang seperti apa suasana malamnya, atau tentang tanah tempat berdirinya bangunan itu.
Malam itu aku sedang berbaring di ruang tengah di depan pintu kamar sambil internetan di laptop. Ini adalah hari pertama aku menempati kosan ini.
Sebelumnya aku tinggal di kosan yang lumayan jauh dari kampus. Karena aku tidak punya motor, jadi aku merasa capek kalau harus menempuh jarak yang lumayan jauh setiap harinya. Kebetulan ada kosan kosong bekas seniorku yang sudah lulus, lokasinya sangat strategis dan dekat dengan kampus. Jadi ku putuskan untuk pindah kesana.
Dari tadi sore, seusai merapihkan barang-barang dikamarku, aku hanya berbaring malas-malasan di ruang tengah. TV 14 inch berlayar cembung yang terletak bersebrangan dengan kamarku hanya kunyalakan sebentar, lalu kumatikan lagi. Tidak ada acara yang menarik, fikirku.  Aku hanya asik memainkan laptop-ku, sambil sekali-sekali mengecek ke layar HP. Tiba-tiba, suara dering HP-ku berhasil memecah keheningan di ruangan itu. setelah kulihat di layar, ternyata itu dari kak Anis, pemilik kamar kos ini sebelum kutempati. Kak Anis menelepon hanya untuk mencari bukunya yang tertinggal di kamar, dan besok sore dia akan mampir ke kosan ini sebentar untuk mengambil bukunya. Tapi, diakhir kalimat, ia mengatakan sesuatu kepadaku.
“Rul penghuni kosan disitu kan lagi pada nginep di rumah kakak, terus malam ini kamu sama siapa disitu?”
“kalo semuanya pada nginep, berarti aku sendirian disini kak”
“hmm.. kamu pernah dengar cerita ga tentang kosan itu?”
Cerita? Engga.. cerita apa kak?”
“hmm.. engga deh, besok aja aku ceritainnya.. yaudah, hati-hati aja ya.. kalo bisa, temen kamu suruh nginep aja disitu, daripada gaada temen ngobrol”
Setelah berbicara seperti itu, kak Anis berpamitan dan menutup teleponnya.  Aku langsung melanjutkan memainkan laptop-ku tanpa menghiraukan perkataannya. Lagipula, aku sudah terbiasa sendiri. Asal jendela dan pintu terkunci rapat, tak ada yang perlu aku khawatirkan.
Aku masih menatap layar laptop-ku. Mengetik cerpen untuk aku upload di blog pribadiku. Tapi sudah 3 jam, cerpen yang kubuat belum  juga usai. Sepertinya hari ini tidak ada inspirasi. Aku kemudian menghubungi Nita, temanku yang tinggal di kosanku yang dulu. Dan akhirnya kami pindah ke Skype agar bisa video call. ternyata ada Ira juga disana, teman satu kelasku, dan kami ngobrol ini itu dan bercanda sampai tertawa terpingkal-pingkal. Namun ketika di tengah obrolan, tiba-tiba.. mereka berdua berhenti tertawa. Mata mereka focus seperti memandangi layar laptopnya. Ternyata di kotak kecil sebelah kanan atas yang menampilkan gambarku, aku melihat seseorang melangkahiku dan berjalan lurus kearah kamarku. Sesuatu itu berjalan lumayan lambat, karenanya aku bisa melihatnya jelas dari pinggang hingga kakinya.
“tunggu, tadi kalian liat sesuatu ga?” tanyaku pada mereka.
“hmm.. li..liat sih” ucap nita. Ira pun mengangguk setuju. aku mendadak diselimuti rasa takut sekarang, mengingat kak Anis juga berkata kalau ada cerita tentang kosan ini. Kufikir mungkin ceritanya bukan tentang hal seperti ini. Tapi sekarang aku yakin, cerita yang kak Anis maksud adalah cerita tentang penghuni lain di kosan ini. Dengan keringat dingin yang mengucur, nyaliku mulai menciut dan air mata pun ikut menetes.
“kalian tahu ga, kak Anis tadi sempet bilang sesuatu ke aku tentang hal ini”
“kayaknya kamu malem ini nginep aja disini sama kita, nanti kita jemput kesitu sambil sekalian kita beli makan malam” usul Ira. Aku mengangguk saja karena kufikir itu solusi terbaik untuk sekarang ini. tapi tiba-tiba Nita menjerit sambil menunjuk layar laptopnya. Nita pun ikut berteriak
“Astagfirullah..!! Astagfirullah..!!  Nurul, itu dibelakang kamu!!” seru Ira padaku.
Reflek aku langsung melihat pada layar laptop yang mengambil gambarku. Astaga!! Aku benar-benar tak percaya, dibelakangku ada sosok hitam yang sangat tinggi berjalan terseok-seok menghampiriku. Bentuknya tidak menyerupai manusia, karena dia tidak memiliki pundak.. seperti.. seperti burung.. dengan leher yang panjang, rambut hitam menjuntai, wajah putih dan mata yang merah besar yang menonjol keluar.
“Aaaaaaaaa!!”
Aku berteriak histeris, saat aku melihat ke belakang, wajahku dan wajah makhluk itu kini tepat saling berhadap-hadapan. Hanya ada jarak sekitar 3 cm antara kami. Lututku lemas, seluruh badanku bergetar hebat, pandanganku mulai kabur, dan aku kehilangan kesadaranku.

Aku tak tau berapa lama aku tak sadarkan diri, yang jelas ketika hidungku sudah dapat mencium bau minyak kayu putih, aku mencoba membuka mataku perlahan, dan kulihat, banyak orang yang mengelilingiku. Diantaranya ada Ibu dan Bapak pemilik kosan, tetangga disamping kosan, pak ustad, dan Ada Ira dan Nita juga. Setelah Nita memberikanku teh manis hangat, ia menceritakan padaku apa yang terjadi. Ternyata, setelah aku berteriak histeris, aku tiba-tiba menggeram sendiri dan berjalan seperti merangkak, namun dengan posisi kaki yang hampir tegak. Nita menambahkan bahwa Ketika mataku melihat layar laptop, aku menyeringai dan kemudian menginjak laptop itu.
setelah koneksi skype terputus, mereka langsung berinisiatif untuk dating kesini dengan membawa beberapa orang, termasuk pak Ustad, karena mereka khawatir terjadi apa-apa denganku. Pak ustad bilang, kalau aku harus banyak beribadah dan berdoa. Agar hal ini tidak terulang lagi.
 Setelah keadaan mulai membaik, orang-orang berpamitan. Dan malam itu, aku memutuskan untuk menginap di kosan Nita.



 Pict sc : google


READMORE